DI balik pencapaian positif pembangunan di berbagai sektor sepanjang Pemerintahan Presiden Joko Widodo, ada yang mengalami penurunan kinerja selama satu dekade terakhir. Sektor yang mengalami penurunan itu adalah pertanian.
Berdasarkan catatan dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), pertumbuhan sektor pertanian terus mengalami kemerosotan, dari 4,24 persen pada 2014 menjadi 1,3 persen pada 2023. Secara historis tren tergerusnya pertumbuhan sektor pertanian itu telah terjadi sebelum pandemi Covid-19 melanda.
Ada atau tidaknya Covid-19 melanda pada 2019, pertumbuhan pertanian telah merosot menjadi 3,6 persen. Kondisi itu memengaruhi pangsa sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yang tercatat ikut menyusut dari 13,34 persen pada 2014 menjadi 12,53 persen (2023).
Dengan terus melemahnya sektor pertanian, kontribusi terhadap penyerapan lapangan kerja juga menurun dari 46 persen (1995) menjadi 29,4 persen (2023). Wajar apabila tenaga kerja di sektor itu beralih profesi karena tidak ada jaminan kesejahteraan.
Penurunan kinerja sektor pertanian tidak dapat dipandang sebelah mata, karena Indonesia masih memiliki lahan dan ruang besar untuk sektor pertanian. Namun, perlu kesiapan infrastruktur pertanian maupun edukasi hingga dan kesediaan bibit unggul.
Sektor pertanian pun harus pandai melihat peluang dan ceruk pasar yang sebenarnya besar, tetapi jarang tersentuh. Misalnya pertanian khusus komoditas buah tropis yang sebetulnya memiliki permintaan dalam jumlah besar dari pasar internasional.
sumber: https://www.rri.co.id/editorial/2404/menurunnya-pertumbuhan-kinerja-sektor-pertanian-satu-dekade-terakhir
